Sabtu, 28 Februari 2009

Telaga Dewi Di Puncak Gunung Singgalang

Inilah Telaga Dewi yang mengakhiri perjalanan pada track ketiga. Permukaan air telaga sangat tenang dan suhunya sangat dingin, serta terasa sangat sunyi. Telaga Dewi berada diketinggian 2760 meter dari permukaan laut. Luasnya sekitar 1 hektar. Bila tiba di telaga ini, berarti sebenarnya sudah berada di puncak Singgalang, kendati puncak yang sebenarnya masih satu jam lagi pendakian.

Biasanya, banyak pendaki yang mendirikan perkemahan di sekitar telaga, karena tersedianya air tawar yang sangat melimpah. Telaga Dewi adalah bekas kawah yang ketika itu Gunung Merapi Singgalang, masih aktif. Dan udara cerah, hanya sesekali saja.

Dan ketika kabut reda, kami secepatnya memutuskan meninggalkan Telaga Dewi ini menuju puncak bukit Singgalang. Dibandingkan ketiga track yang sudah kami lalui, track terakhir ini cenderung lebih mudah.

Tidak ada lagi tanjakan terjal yang menguras tenaga, hanya harus waspada karena jalur ini berlumut dan banyaknya batang kayu yang rubuh dan saling tumpang tindih. Disini tumbuhan lumut memang luar biasa lebat dan luas. Seolah pemandangan disini membawa Kami menerobos lorong waktu dan tiba pada jaman purba di era tundra, berjuta-juta tahun yang lalu. Biopita atau lumut ini, ikut berperan pada pembentukan tanah.

Yang menarik di puncak ini adalah kurangnya sinar matahari akibat terhalang rapat pepohonan, sehingga udara semakin lembab dan tempat yang cocok bagi tumbuhnya lumut. Lumut adalah tumbuhan yang unik. Yang mampu melakukan fotosinthesa dengan cepat tanpa memerlukan bantuan sinar matahari yang banyak.

Namun selain indah dan menakjubkan, luasnya areal lumut ini mampu menjerumuskan pada daratan tak berujung. Karena jarak pandang tersamar oleh daratan yang bentuknya sama. Dan inilah, akhir pendakian Kami, puncak Gunung Singgalang. Setelah mendaki lebih dari 8 jam, sejak dari Pandai Sikek, kami berhasil menjejakkan kaki pada ketinggian 2877 meter.

Rasa capai hilang serta merta ketika berada di puncak. Tidak ada lagi pepohonan dan batu cadas, yang menghalangi pemandangan. Udara sangat dingin, bahkan menurut pemandu, pada saat-saat tertentu bisa mencapai 5 derajat celcius.

Dari permukaan yang tidak terlalu luas ini, pemandangan Kota Bukit Tinggi dan Ngarai Sianok menjadi sangat menarik. Dari sini juga kami bisa melihat puncak Gunung Merapi yang seolah berdiri sama tinggi dengan Gunung Singgalang. Sama seperti gunung merapi di Pulau Jawa, Gunung Merapi Sumatera juga masih aktif. Dari puncak Singgalang ini, Kami bisa melihat asap tipis keluar dari kawahnya. Kami pun menginap semalam di puncak Singgalang. Dan itulah malam yang berkesan.(Ijs)

by indosiar.com

Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.

WISATA DANAU RANAU

Danau Ranau

Danau Ranau merupakan danau terbesar dan terindah di Sumatera Selatan yang terletak di kecamatan Banding Agung Kabupaten UKO Selatan (dahulu masuk dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu). Berjarak sekitar 342 km dari kota palembang, 130 km dari kota Baturaja, dan 50 kilometer dari Muara Dua, ibu kota OKU Selatan, dengan jarak tempuh dengan mobil sekitar 7 jam dari kota Palembang. Sementara dari Bandar Lampung, danau ini bisa ditempuh melalui Bukit Kemuning dan Liwa. Secara geografis, danau ini terletak di perbatasan Kabupaten OKU Selatan Propinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung.

Danau Ranau yang mempunyai luas sekitar 8×16 km dengan latar belakang gunung Seminung (ketinggian ± 1.880 m dpl), dikelilingi oleh bukit dan lembah. Pada malam hari udara sejuk dan pada siang hari cerah suhu berkisar antara 20° - 26° Celsius. Terletak pada posisi 4°51′45″ bujur selatan dan 103°55′50″ bujur timur.

Menurut legenda yang ada, danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung berapi itu kemudian menjadi sumber air utama yang mengisi cekungan/belahan itu. Dan lama-kelamaan lubang besar itu penuh dengan air. Kemudian di sekeliling danau baru itu mulai ditumbuhi berbagai tanaman, di antaranya tumbuhan semak yang oleh warga setempat disebut ranau. Maka danau itu pun dinamakanlah Danau Ranau. Sisa gunung api itu kini menjadi Gunung Seminung yang berdiri kokoh di tepi danau berair jernih tersebut.

Pada sisi lain di kaki gunung Seminung terdapat sumber air panas alam yang keluar dari dasar danau. Di sekitar danau ini juga dapat ditemui air terjun Subik. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa yang terletak tidak jauh dari air panas.

Kami, satu rombongan, menyempatkan menginap di wisma VARITA Pusri yang terletak di tepi danau Ranau ini. Tempat yang strategis untuk menikmati keindahan danau ini. Sayangnya, pengelolaan danau Ranau sebagai aset pariwisata dirasa sangat kurang. Beberapa infrastruktur pendukung, seperti akses jalan dan listrik, belum memadai.

Danau Talang yang Mempesona



Ternyata, selain Danau Kembar dan Danau Singkarak yang sudah populer, Kabupaten Solok masih memiliki danau lain yaitu Danau Talang. Danau ini memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati terutama suasana dan keindahan yang dimilikinya
Danau yang berada di Kenagarian Kampuang Batu Dalam, Kecamatan Danau Kembar itu terlihat anggun dipandang mata. Dengan dikelilingi oleh rangkaian bukit-bukit dari Gunung Talang seakan menyuguhkan panorama alam yang sangat indah. Sayangnya, belum begitu banyak pengunjung yang bisa menikmatinya. Masih bnayak masyarakat yang belum mengenal Danau Talang.

Adri, 47 th, salah seorang warga Jorong Aia Tawar, Kenagarian Kampuang Batu Dalam, dalam kehidupan sehari-harinya selalu memanfaatkan danau ini. Setiap hari ketika hendak ke ladang, yang terletak di seberang danau, ia jelas melalui danu Talang. Tak jarang pula dalam waktu senggangnya, Aldi mencari ikan di danau itu.

“Saya suka mencari ikan di sini. Ikannya besar-besar. Dengan menggunakan sampan, saya betah berlama-lama berada disini. Danau ini merupakan jalan satu-satunya menuju keladang saya,” ucap Aldi kepada padangmedia.com.

Sambil pergi keladang, kata Aldi, ia juga menyempatkan diri untuk memancing ikan. Kadang ia bisa dapat ikan sebanyak 4 kilo. “Lumayanlah buat makan sekeluarga”, jelasnya

Adri mengakui jarang sekali orang berkunjung ke danau ini. Kalaupun ada, jumlahnya bisa dihitung jari. Padahal pemandangannya cukup bagus dan mempesona. Menurut Adri, pengunjung danau tampak lebih banyak pada hari-hari besar, tahun baru dan semacamnya. Itupun tidak akan berlangsung lama. “Kalau mereka datang siang, sorenya kembali pulang. Lebih banyak anak mudanya dibandingkan orang yang datang dengan keluarga,” tambahnya.

Masih sedikitnya pengunjung yang datang ke Danau Talang, pikir Adri, karena disebabkan akses kelokasi danau itu sangat sulit, disamping jalan yang tersedia baru berupa jalan tanah, jaraknya dari jalan raya Bukit Sileh-Alahan Panjang juga mencapai 3 kilometer. “Selain jauh, jalannya juga banyak tanjakan. Maklun saja, tempatnya berada di pinggang Gunung Talang,” katanya.

Adri berharap kepada Pemerintah agar jalan menuju ke lokasi danau itu bisa diperbaiki, agar masyarakat baik yang akan pergi berladang maupun untuk berekreasi dapat lancar sampai kelokasi. (gar)

copy by padangmedia.com

Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.

Pesona Danau Kembar di Lereng Bukit Barisan

PadangKini.com | Minggu, 6/4/2008, 19:07 WIB

Oleh: Syofiardi Bachyul Jb/PadangKini.com

SUMATERA Barat provinsi yang kaya dengan danau. Ada lima danau di sini, Danau Maninjau, Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Talang. Kecuali Danau Maninjau, empat danau lainnya terdapat di Kabupaten Solok.

Karena itu, Solok adalah kabupaten yang kaya dengan danau di Sumatera Barat. Bahkan, tiga danaunya, yaitu Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Talang terletak di sebuah kawasan yang disebut Kawasan Danau Kembar.

Disebut Kawasan Danau Kembar, karena dua danau, yaitu Danau Diatas dan Danau Dibawah terletak berdampingan yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Kawasan ini lebih dulu dikenal sebagai objek wisata karena terletak di pinggir jalan raya Padang-Muaralabuh-Kerinci.

Sedangkan Danau Talang berada sekitar 4,5 km dari kedua danau ini. Lokasinya yang berada di pinggang Gunung Talang dan jauh dari jalan raya membuat danau ini juga pernah dikenal sebagai objek wisata. Sayang letusan Gunung Talang dalam tiga tahun terakhir membuat danau ini tak bisa dikunjungi, karena masih merupakan area terlarang ke sana.

Meski memiliki tiga danau vulkanik ini, Pemerintah Kabupaten Solok menamai kawasan yang terletak di Kecamatan Lembang Jaya dan Kecamatan Lembah Gumanti ini sebagai Kawasan Wisata Danau Kembar.

Kawasan tersebut saat ini sedang dikembangkan sebagai objek wisata andalan. Tidak saja objek wisata andalan Solok, bahkan juga andalan Sumatera Barat.

Untuk mencapai kawasan ini sangat mudah. Dari Kota Padang kita bisa naik bus antarkota dalam provinsi menuju Alahan Panjang atau Muaralabuh dengan ongkos Rp10.000.

Jarak 60 km ditempuh selama 1,5 jam dengan jalan yang berkelok-kelok. Dalam perjalanan kita dapat melihat lokasi Pabrik PT Semen Padang yang merupakan pabrik semen tertua di Sumatera dan hamparan perkebunan teh PT Perkebunan Nusantara VI Kebun Danau Kembar. Jika perjalanan ditempuh dengan kendaraan pribadi, hanya sekitar 1 jam.


Pemandangan Sepanjang Jalan

Menjelang sampai di lokasi udara akan terasa dingin dan kita sudah dapat menyaksikan Danau Diatas di sebelah kanan dari jendela mobil. Jika dengan bus umum kita harus turun di Pasar Simpang. Di sini ada dua simpang, simpang di kanan dengan jalan menurun merupakan jalan ke Danau Diatas, di mana danaunya terlihat dengan jelas karena berada di bawah.

Sedangkan simpang lainnya yang berada di kiri merupakan jalan mendaki. Jalan ini menuju Danau Dibawah. Nama kedua danau yang kontradiktif dengan lokasinya ini, sering membuat pengunjung bertanya, kenapa danau yang terletak di atas bukit dinamakan Danau Dibawah, sedangkan yang berada di bawah bukit atau di bawah jalan dinamakan Danau Diatas.

Itu karena meski terletak di atas bukit, ketinggian permukaan air Danau Dibawah sama tingginya dengan dasar danau Danau Diatas.

Danau Diatas dengan luas 17,20 meter persegi, panjang 6,25 km dan lebar 2,75 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (m dpl). Danau ini cukup dangkal, dengan bagian terdalam hanya 44 meter.

Sedangkan permukaan air Danau Dibawah berada pada ketinggian 1.566 mdpl. Artinya, permukaan airnya sama tinggi dengan dasar air Danau Diatas. Namun, danau yang memiliki luas 16.90 meter persegi, panjang 5,62 km dan lebar 3,00 km ini sangat dalam, yaitu 886 meter.

Begitu turun dari bus di Simpang kita bisa naik ojek ke Danau Diatas atau Danau Dibawah. Tarifnya sama, yaitu Rp2.000. Biasanya pengunjung memilih pergi ke Danau Diatas lebih dulu dengan karcis masuk Rp1.500 untuk anak-anak dan Rp2.000 untuk dewasa.

Di sini ada sejumlah kapal motor angkutan milik pengusaha lokal yang digunakan sebagai transportasi antar desa di sekitar danau. Kapal-kapal ini alat vital bagi petani sayur dan buah di seberang danau untuk membawa hasil pertaniannya ke Pasar Simpang. Dermaga kapal ini dikelola Angkutan Sungai, Danau, dan Perairan (ASDP).

Setiap saat kita bisa ikut naik kapal ini menuju salah satu desa untuk kemudian kembali dengan tarif pulang-pergi hanya Rp2.000. Kita bisa menyaksikan luasnya Danau Diatas dengan bukit-bukit kecil yang merupakan bagian Bukit Barisan yang mengelilinginya. Terlihat juga keramba ikan milik penduduk.

Pada Minggu atau hari libur biasanya salah satu kapal ini melayani rute wisata, yaitu keliling danau dengan tarif Rp5.000 per orang.

Tak jauh dari dermaga ada tempat yang sering dijadikan arena pemandian oleh pengunjung, terutama anak-anak. Di sekitar itu juga ada lapangan kecil di bawah rindang pohon pinus yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan oleh pengunjung.


Tak Bisa Keliling di Danau Dibawah

Berkeliling dengan kapal tidak bisa kita nikmati di Danau Dibawah. Danau ini dikelilingi sejumlah bukit yang besar dan air danau sangat jauh dari lokasi pemandangan yang dibangun pemerintah. Tak seperti di Danau Diatas, kita tidak bisa menyentuhkan tangan atau kaki ke dalam air. Hanya saja pemandangannya indah. Dari panorama ini kita juga bisa melihat Danau Diatas.

Di panorama Danau Diatas ini ada warung-warung kecil yang berjualan markisa dan terung belanda sebagai buah-buahan khas daerah ini. Juga ada yang menjual aneka bunga gunung di dalam pot kecil hingga besar. Satu pot harganya Rp5.000 hingga Rp15.000.

Ada juga yang menjual bunga kering sari gunung untuk hiasan. Bunga kering ini dikeringkan dari sejenis bunga rumput yang tumbuh di rawa di sekitar danau. Bunga rumput ini hanya muncul sekali setahun di Danau Diatas. Cara mengolahnya diambil dan dijemur, sehingga keluar sari bunganya. Seikat harganya Rp5.000 sampai Rp15.000.

Usai melihat kedua danau ini, sebenarnya kita bisa pergi ke Danau Talang yang terletak di atas bukit. Kita bisa menyewa ojek dengan tarif Rp10.000 pulang-pergi. Danau Talang luasnya 1,30 km per segi dengan panjang 1,5 km dan lebar 88 m. Di Danau Talang udara terasa lebih dingin dan suasananya sunyi.

Sayang, karena danau ini terletak dekat kawah Gunung Talang yang sedang aktif dan sering meletus, kawasan ini sedang tertutup buat pengunjung. Selain itu, pemandangan terakhir danau ini sudah tertutup abu letusan Talang.

Kawasan Danau Kembar juga terkenal penghasil sayur-mayur seperti wortel, kubis, dan kol bermutu tinggi. Selain itu juga penghasil buah markisa dan terong belanda. Sedikitnya setiap tahun sekitar 45 ribu wisatawan domestik berkunjung ke tempat ini. Namun kunjung wisatawan asing hanya sekitar 500 orang per tahun.

Pemerintah Kabupaten Solok saat ini sedang berupaya mengembangkan kawasan ini menjadi objek wisata yang menarik. Pemerintah Kabupaten Solok sudah membangun resort pinggir danau di Lembah Gumanti, yaitu salah satu sisi terindah Danau Diatas.

Di sini ada convention hall berkapasitas 800 orang disewakan untuk berbagai acara dengan tarif per hari Rp200 ribu. Sedangkan fasilitas penginapan, dua vila besar tingkat dua dari semen dengan tiga kamar lengkap dengan ruang tamu dan dapur dengan tarif Rp250 ribu per malam.

Selain itu ada dua vila kecil dari kayu dengan satu kamar. Tarif satu vila per malam Rp125 ribu. Juga tersedia 10 cottage, yang tiap cottage tarifnya Rp100 ribu per malam.

Pemkab Solok sedang mengembangkan kawasan wisata Danau Kembar yang memiliki tiga danau ini menjadi kawasan wisata agro di mana pengunjung bisa menikmati danau sambil menikmati pemandangan hamparan kebun sayur-mayur, buah-buahan, dan perkebunan teh.

Perkebunan teh milik PT Perkebunan Nusantara VI sendiri yang hanya berjarak sekitar 15 km dari Danau Kembar juga menjadi lokasi agrowisata. Di sini tersedia guest house, lapangan tenis, lapangan bola, home stay, dan jalur jalan kaki di tengah hamparan kebun teh yang terletak di lereng Gunung Talang itu.

Sayang home stay sekarang tak lagi ada. Dua tahun lalu home stay masih nyaman dengan sewa semalam Rp150 ribu sudah termasuk makan pagi. Karena tak ada yang mengurus secara khusus di perusahaan, home stay ini terlantar. Meski begitu, lokasi perkebunan teh ini ini sangat cocok digunakan sebagai tempat liburan bersama keluarga. Bahkan hampir setiap akhir selalu ada pelajar atau pegawai instansi yang berkembah di sana. **

di copy dari Padangkini.com

Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.

Indahnya Danau Singkarak, Renyahnya Ikan Bilih

Danau Singkarak,kab.Solok

Oleh : Purwandi

PADANG - Pasir yang halus membentang di pinggir pantai dan dipermainkan riak kecil. Dari kejauhan, beberapa orangberada di perahu di tengah laut, menikmati keindahan alami yang ditawarkan.
Pesona alam ini masih dipercantik dengan hamparan Bukit Barisan yang mengelilinginya. Gunung Singgalang dan Marapi menjulang tinggi menjadi “penjaganya”.
Pesona Danau Singkarak memang tidak pernah putus kalau diceritakan. Objek wisata yang satu ini menjadi salah satu primadona pariwisata Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Letaknya pun strategis, berada di antara Kabupaten Tanah Datar dan Solok.
Kabupaten Solok memang kaya dengan danau. Menurut data Pemerintah Kabupaten Solok, Danau Singkarak merupakan salah satu dari lima danau yang dijadikan objek wisata unggulan. Empat danau yang lain adalah Danau Diatas yang terletak di Kecamatan Lembah Gumanti pada dataran tinggi Alahan Panjang, dengan luas kurang lebih 17,19 hektare.
Lalu Danau Dibawah, dengan luas sekitar 16,83 hektare, yang terletak sekitar satu kilometer sebelah selatan Danau Diatas. Danau ketiga dinamakan Danau Talang, yang terletak di Kecamatan Lembang Jaya, berada kurang lebih dua kilometer dari Danau Kembar (Danau Diatas dan Danau Dibawah).
Danau Singkarak sendiri merupakan danau terluas kedua di Sumatera setelah Danau Toba. Danau Singkarak yang luasnya 107,8 hektare berada di dua kabupaten di Sumatera Barat, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Tanah Datar.
Pemandangan Danau Singakarak masih seperti dulu, beberapa tahun lalu. Pohon-pohon yang tumbuh di sepanjang tepian danau, menjadi pembatas antara daratan dan air. Lingkungan yang asri dan hawanya yang sejuk, juga menjadi kenikmatan tersendiri jika Anda berkunjung ke sana. Danau Singkarak berada sekitar 80 kilometer dari Kota Padang. Jika hendak berangkat ke sana, dari Padang bisa menggunakan angkutan umum dengan biaya sekitar Rp 20.000.
Nah, ketika sudah tiba di Danau Singkarak, tidak nikmat rasanya kalau tidak berenang. Airnya yang jernih seperti merajuk untuk direnangi. Tetapi agar bisa berenang dengan lebih aman, ada penduduk di sekitar danau yang menyewakan ban karet. Tarifnya pun tidak mahal, hanya Rp 1.000 per ban.
Menjelajahi Danau Singkarak juga tak lengkap rasanya kalau tidak menggunakan perahu, atau perahu motor dan becak danau untuk berkeliling. Ongkosnya pun relatif murah. Untuk perahu motor cukup membayar Rp 10.000 per orang dengan kapasitas perahu sekitar 20 orang. Sedangkan becak danau Rp 5.000 per orang dengan kapasistas 5-7 orang.
Masih ada keistimewaan lain yang hanya dimiliki Danau Singkarak, yakni terdapat spesies ikan langka yang mungkin hanya satu-satunya di dunia. Spesies ini bernama ikan bilih (Mystacoleucus padangensis). Ikan ini tidak bisa dibudidayakan di luar habitat aslinya, baik di akuarium, kolam, bahkan dalam jala terapung yang ada di Danau Singkarak sekalipun. Bentuk ikan bilih mirip teri, namun hidup di air tawar.
Oleh warga sekitar, ikan ini menjadi sumber mata pencarian. Namun, karena ikannya makin langka, harganya pun lumayan bervariasi.
Oleh nelayan di Danau Singkarak, ikan itu dijual dengan harga Rp 10.000-15.000 per kilogram. Akan tetapi, kalau sudah masuk ke pasar, harganya meningkat menjadi Rp 25.000-50.000 per kilogram. Anda dapat pula menikmati hidangan di sekitar Danau Singkarak, karena ada warga yang membuka rumah makan dengan menu andalan ikan bilih.

Di copy sinar harapan go.id

info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda

Meninjau Danau Maninjau



Danau Maninjau di Sumatera Barat adalah satu dari danau yang paling menakjubkan di Indonesia. Danau vulkanik ini terletak kurang lebih 461 meter di atas permukaan laut. Dengan ukuran kurang lebih 100 meter persegi dengan kedalaman maksimum 500 meter, danau ini memiliki sebuah legenda yang berkaitan. Berdasarkan legenda di ranah Minang mengenai "Bujang Sembilan", salah satu di antaranya meninggal dengan cara menceburkan diri ke dalam kawah. Kawah ini kemudian membesar dan di kemudian hari terbentuklah danau di sini.

Danau Maninjau memiliki resor berbintang lima yang berada di puncak bukit. Dengan pemandangan yang menyenangkan dan menenangkan hati, menginap di daerah Maninjau akan menjadi pengalaman yang mengesankan.

Desa Maninjau terletak di samping danau. Buya HAMKA, salah satu sastrawan terkenal di Indonesia, dilahirkan di sini. HAMKA menulis buku yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk yang fenomenal itu. Figur terkenal lainnya yang dilahirkan di sini adalah Rangkayo Rasuna Said, salah satu pahlawan nasional di Indonesianya. Nama perempuan ini diabadikan sebagai salah satu jalan protokol di Jakarta.

Maninjau Lake. Source from loola.net

Cara Mencapai Daerah ini
Terletak 35 kilometer dari kota Bukittinggi, Anda dapat menyewa mobil untuk mencapai daerah Danau Maninjau. Angkutan umum juga banyak tersedia.

Tempat Menginap
Berbagai penginapan atau hotel di wilayah Bukittinggi. Anda juga dapat menginap di resor Danau Maninjau.

Berkeliling
Dengan menggunakan mobil atau angkutan umum, Anda dapat menikmati pemandangan yang spektakuler.

Tempat Bersantap
Anda dapat memuaskan lapar dan dahaga di restoran-restoran terdekat, atau dapat juga di daerah hotel atau penginapan. Makanan Sumatera Barat terkenal pedas, jadi pandai-pandai lah memilih.


Buah Tangan
Songket, atau aneka produk terbuat dari songket khas Sumatera Barat (berupa sandal, sepatu, tas, tempat koin, dan lain sebagainya), juga pernak-pernik unik lainnya tersedia. Anda juga dapat membeli oleh-oleh berupa makanan kering khas Sumatera Barat seperti keripik singkong pedas.


Lake Of Maninjau. Source from travelblog.org
Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Selain mengagumi pemandangan yang ada, Anda dapat berekreasi di danau, walaupun fasilitas terbatas. Sayangnya, karena di daerah ini busana minim/renang yang ketat dianggap kurang sopan, maka bagi yang ingin berenang tidak dapat melakukannya di Danau Maninjau. Anda dapat berenang di resor atau berbagai hotel yang menyediakan fasilitas kolam renang. Di resor Maninjau Anda juga dapat mengunjungi fitness center dan jogging track yang tersedia.

Tips
Hormati penduduk setempat. Berpakaianlah secara kasual namun sopan. Untuk menikmati Danau Maninjau sepenuhnya, menginaplah di Resor Danau Maninjau.

Dicopy dari www.my-indonesia.info

Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.